Semarang (26/04/2019) – Dalam rangka melaksanakan kegiatan Pekan Peningkatan Mental Pegawai (PPMP), Bea Cukai Jateng DIY telah melaksanakan berbagai kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 18 s.d. 27 April 2019. Selain kegiatan yang bersifat umum seperti bintal mandiri oleh masing-masing bidang, bintal untuk pegawai milenial, dan motivasi umum untuk seluruh pegawai, juga terdapat kegiatan yang bersifat tematik yang dikelompokkan menjadi kegiatan untuk muslim dan kristiani. Hal ini untuk semakin meningkatkan mental pegawai melalui penguatan keimanan masing-masing pegawai. Bagi pegawai muslim ada kegiatan puasa sunah, buka bersama dan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT), sedangkan untuk pegawai kristiani ada kegiatan bintal dengan tema membangun pikiran positif, membangun integritas, dan tidak lupa tema berkarya dan melayani dalam semagat paskah.

Satu persatu rangkaian kegiatan telah dilaksanakan. Setelah sebelumnya pegawai kristiani menyelesaiakan kegiatan bintal bertema “Paskah Memampukan Kita untuk Teguh Berkarya dan Melayani”, dengan mendatangkan narasumber yakni Pendeta Desti Samarenna yang menjelaskan tentang mengimani kebangkitan Yesus Kristus serta melayani Allah dan sesama manusia, giliran pegawai muslim menjalankan kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) yang dilaksanakan di ruang Aula Kanwil Bea Cukai Jateng DIY pada Kamis 25 April 2019. Mabit diawali dengan kegiatan puasa sunah hari kamis yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Rangkaian Mabit kemudian diisi dengan ceramah dan khataman Al Qur’an. Ustad Diding Darmudi sebagai nara sumber, memberikan tausiyah kepada para pegawai. Materi Isra’ Mi’raj dan mukjizat Al Qur’an menjadi materi utamanya.

Menutup rangkaian kegiatan PPMP, pada hari Jumat 26 April 2019 dilaksanakan senam bersama yang disambung dengan arahan sekaligus penutupan oleh Kankanwil Bea Cukai Jateng DIY, Parjiya. Dalam arahannya Parjiya mengingatkan kepada para pegawai untuk bekerja dengan penuh rasa ikhlas dan totalitas, karena totalitas dalam bekerja merupakan pondasi yang kokoh bagi instansi dalam mencapai tujuan. “dalam bekerja diperlukan totalitas, sehingga dapat memberikan kinerja terbaiknya”, tegas Parjiya. Untuk total dalam bekerja maka ada dua sikap yang perlu dicermati yaitu persepsi dan dalih. Seorang pegawai harus memliki persepsi positif dalam segala hal dan menghindari adanya dalih atau lebih dikenal dengan istilah “ngeles”. Menutup kegiatan Parjiya tak lupa memberikan apresiasi kepada setiap pegawai yang sudah bekerja secara total. “saya sangat mengapresiasi kepada pegawai yang sudah memberikan totalitasnya untuk instansi. Tidak melulu ditunjukkan dengan bekerja melebihi jam kerja, yang paling penting adalah serius dan tuntas menyelesaikan pekerjaanya dengan baik”, pungkasnya.
Comment here