Semarang (14/04) – Mewabahnya Virus Corona (COVID-19) memang memberikan dampak ekonomi secara global. Aktifitas impor ekspor menjadi sektor yang paling terdampak, tak terkecuali bagi Indonesia. Jawa Tengah dan DIY mungkin sedikit beruntung karena penerimaan negara dari sektor ini bukanlah yang utama namun tetap sangat penting. Dari target APBN 2020 sebesar Rp44.36 Triliun, 94.72%nya atau Rp42.02 Triliun merupakan target penerimaan dari sektor Cukai. Adapun sisanya sebesar 5.28% atau Rp2.34 Triliun merupakan target penerimaan dari sektor impor dan ekspor yang terbagi menjadi penerimaan Bea Masuk dari sektor impor sebesar Rp2.25 Triliun, dan penerimaan Bea Keluar dari sektor ekspor sebesar Rp90.7 Milyar.

Kepala Kantor Wilayah DJBC Jateng dan DIY, Padmoyo Tri Wikanto mengatakan bahwa penerimaan Jateng dan DIY hingga 31 Maret 2020 telah mencapai Rp7.11 Triliun atau baru 16,02% dari total target. Namun demikian angka ini sudah mencapai 91.54% dari target proporsional (trajectory s.d. Maret 2020). Cukup bagus di tengah situasi pandemi Covid-19. Angka capaian ini juga lebih tinggi Rp1.58 triliun dari tahun 2019, atau tumbuh 28.55% (yoy). Bahkan capain ini merupakan capain terbesar dalam 4 tahun terakhir. Realisasi penerimaan memang terpengaruh oleh wabah Covid-19 khususnya pada sektor impor, namun Bea Cukai Jateng DIY tetap optimis target dapat tercapai di akhir tahun.

Realisasi penerimaan sebesar Rp7.11 Triliun terdiri dari Bea Masuk sebesar Rp374 Milyar, Bea Keluar sebesar Rp22.9 Milyar, dan Cukai sebesar Rp6.71 Triliun. Penerimaan Bea Masuk menjadi penerimaan yang paling terdampak pandemi Covid-19. Lesunya ekonomi global turut mempengaruhi kinerja impor terutama importasi yang berasal dari China. Penurunan Bea Masuk mencapai 39.43% dibanding tahun sebelumnya (yoy), dan mengakibatkan realisasi penerimaan Bea Masuk baru mencapai 16.65% dari target. Penerimaan Bea Keluar sudah mencapai 25.33% dari target. Meski sedikit lebih rendah dari tahun lalu, namun masih kondusif. Adapun realisasi penerimaan Cukai telah mencapai 15.97% dari total target. Capaian ini antara lain dikarenakan adanya pertumbuhan produksi Hasil Tembakau sebesar 37.39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, atau naik Rp1.83 Triliun (yoy).
Comment here