Semarang (28/07) – Memperbaiki kondisi perekonomian yang sulit di masa pandemi Covid-19 bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan semangat, sinergi dan kolaborasi antar pihak demi kepentingan nasional. Saat ini pemerintah sedang menggalakkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan berbagai kebijakan. Tidak mudah karena seolah berpacu dengan angka penyebaran Covid-19 yang tak kunjung reda.
Bea Cukai Jateng DIY mengambil langkah untuk terus memberikan fasilitas fiskal secara proaktif mulai dari asistensi hingga pemberian perijinan. Hal ini agar industri merasakan kemudahan dan bantuan pemerintah, agar investasi tetap tumbuh, karyawan tetap dapat bekerja sehingga kegiatan ekonomi terus berjalan. Di lapangan, hal ini bak gayung bersambut. GINSI (Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia) dan para pengusahapun turut dengan semangat yang sama.

Asisten General Manager PT FFPI (Fuling Food Packaging Indonesia), Jimmy Santoso pada saat seremonial peresmian perusahaan pada Selasa, 28 Juli 2020 mengatakan bahwa keyakinan para investor untuk mendirikan perusahaan di Semarang, Jawa Tengah tidak terlepas dari mudahnya birokrasi. “Terima kasih kepada Kanwil BC Jawa Tengah DIY dan kantor Bea Cukai Semarang serta pak Budi (Budiatmoko-red) dari GINSI yang telah membantu kami, membimbing kami sampai kami bisa mendapatkan fasilitas Kawasan Berikat ini. Kami berjanji akan bekerja lebih baik lagi, mentaati seluruh aturan pemerintah. Awal kami mendirikan perusahaan, kami banyak menemui kesulitan terkait bahan baku. Setelah itu kami dibimbing oleh GINSI dan para pimpinan Bea Cukai untuk mendapatkan fasilitas dan itu sangat penting untuk ekspor dan impor agar lebih efektif”, ungkap Jimmy.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, PT FFPI beralamat di Jln. Randugarut KM 13 Tugu, Semarang ini merupakan produsen kemasan untuk makanan dan minuman yang seluruh produknya diekspor ke luar negeri. Perusahaan penyumbang devisa ini telah mendapatkan fasilitas fiskal Kawasan Berikat per 1 Juli 2020 lalu. Setiap tahunnya memiliki kapasitas produksi mencapai 800 Ton dengan harga bahan baku sekitar USD 900 /Ton. Menurut jimmy, dengan fasilitas Kawasan Berikat perusahaan akan dapat melakukan efisiensi biaya bahan baku mencapai USD 112,5 /Ton sehingga dalam setahun akan ada efisiensi biaya sebesar USD90 Juta. Jimmy juga mengungkapkan bahwa dalam 1-2 tahun kedepan perusahaan juga berencana akan menginvestasikan USD 3 juta atau setara dengan Rp 42,7 Miliar (kurs 1 Juli 2020) dan sekitar USD 7 Juta dalam 10 tahun kedepan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng DIY, Padmoyo Tri Wikanto mengatakan bahwa Bea Cukai yang menjadi satu bagian dari proses pengembangan investasi tersebut berkomitmen penuh untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya.
“Bapak dan ibu, pagi ini kita bersama-sama menyaksikan investasi hadir ke kota Semarang. Kita ketahui bersama bahwa saat ini ekonomi yang melemah dan pertumbuhan lesu, namun dari apa yang disampaikan pak Jimmy tadi saya yakin dan percaya ada prospek pertumbuhan bisnis”, ujar Tri.

Bea Cukai tidak akan berhenti di kemudahan perizinan, asistensi akan terus diberikan agar perusahaan selalu memperbaiki kualitas proses bisnisnya. Bagi perusahaan penerima fasilitas Kawasan Berikat yang telah memenuhi persyaratan, fasilitas dapat di-upgrade menjadi Kawasan Berikat Mandiri (KBM). Keunggulan yang didapatkan dari KBM adalah minimnya proses keluar masuk barang yang melibatkan petugas Bea Cukai secara langsung. Proses bisnis di KBM dilakukan secara mandiri dengan bantuan teknologi dan sistem berbasis manajemen risiko sehingga semakin memperlancar menekan biaya ekspor-impor dan efisiensi waktu bagi pengusaha.
Kontributor: @adisby
Comment here