Penerimaan

Bea Cukai Jateng DIY Sampaikan Kinerja Dalam Dialog Publik APBN

Semarang (10/12) – Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng DIY, Padmoyo Tri Wikanto sampaikan kinerja Bea Cukai dalam talk show dialog public yang disiarkan TVRI secara live pada Selasa, 8 Desember 2020. Dialog public dengan topik “Tuntaskan Kerja APBN 2020, Strategi APBN 2021 di Jawa Tengah” ini juga menghadirkan Kakanwil DJP Jateng I, Kakanwil DJKN Jateng DIY, dan Kakanwil DjPb Jateng.

Tri Wikanto dalam kesempatan tersebut menyampaikan kinerja penerimaan di wilayah kerjanya. Tri menyebut bahwa penerimaan di Jateng DIY didominasi Cukai khususnya Cukai Hasil Tembakau. Dari target sebesar Rp43,1 Triliun, Cukai Hasil Tembakau targetnya sebesar Rp39,79 Triliun atau mencapai 92,3% dari total target. Hingga Desember ini, Bea Cukai Jateng DIY telah berhasil mengumpulkan penerimaan sebesar Rp37 Triliun atau mencapai 86,04% dari target.

Tri menyatakan optimismenya bahwa target penerimaan Bea Cukai Jateng DIY untuk tahun 2020 akan terlampaui meski tidak banyak. “Kami optimis kita bisa collect Rp5 s.d. 6 Triliun sampai dengan akhir tahun. Prediksi kami surplus sekitar 500 Milyar atau diperkirakan bisa mengumpulkan penerimaan hingga Rp43,6 Triliun”, jelas Tri.

Berkenaan dengan Insentif Fiskal, Tri menjelaskan bahwa Bea Cukai memiliki 2 tusi yang berkaitan yaitu Industrial Assistance dan Trade Facilitator, dimana Bea Cukai hadir dalam memberikan fasilitas dan asistensi kepada industri. Ini berkaitan erat dengan tujuan untuk menaikkan investasi dan mendorong ekspor. Hal ini dapat terlihat dari lahirnya 18 Kawasan Berikat baru di tahun 2020, diikuti dengan proyek strategis nasional seperti Kawasan Ekonomi Khusus Kendal dll. “Untuk perkembangan Kawasan industri, Bea Cukai telah merilis 18 izin Kawasan Berikat ditahun 2020, lalu akan ada proyek strategis nasional KEK Kendal, dimana diharapkan dapat menarik investor masuk ke Indonesia”, ujar Tri.

Adapun dari sisi pengawasan atas Insentif Fiskal yang diberikan, Tri menyebutkan bahwa penerapan atau modernisasi IT system. Implementasi National Logistic Ecosystem juga menjadi salah satu instrumennya. Media pengawasan ini tidak hanya digunakan Bea Cukai saja namun juga teman-teman instansi lainnya.

Comment here