Semarang (29/4) – PT Globalindo Intimates merupakan perusahaan penerima fasilitas Kawasan Berikat dari Bea Cukai pada tahun 2009. Produsen pakaian dalam wanita di Klaten ini merupakan perusahaan padat karya dan telah menyerap hampir 3000 karyawan yang 2%nya adalah kaum difable. Fasilitas penangguhan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor tidak dipungut membantu perusahaan terus berkembang, bahkan berekspansi di tengah pandemi.
Saat ini perusahaan telah membangun pabrik baru yang tak jauh dari lokasi pertama. Untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global, perusahaan kembali mengajukan permohoan fasilitas Kawasan Berikat kepada Bea Cukai. Setelah memenuhi persyaratan, pada Rabu, 28 April 2021, perusahaan ini resmi menerima izin fasilitas Kawasan Berikat dari Bea Cukai Kanwil Jawa Tengah dan DIY.

“Alhamdulillah, ekspansi ini dilakukan di tengah suasana ekonomi yang kurang menguntungkan. Sedikit banyak bisa menyegarkan ekonomi di Klaten atau Jawa Tengah pada umumnya,” ujar Amin saat proses pemberian izin secara daring. Amin menyampaikan bahwa fasilitas Kawasan Berikat akan menguntungkan pelaku usaha. Efisiensi biaya dan waktu akan diperoleh sehingga meningkatkan daya saing produk. Di tahun 2021 ini Bea Cukai Jateng DIY bekerja sama dengan KPPBC di wilayahnya telah memberikan 5 izin Kawasan Berikat. Fasilitas ini akan terus diberikan guna mendorong program pemulihan ekonomi nasional.
Sementara itu Direktur Operasional PT Globalindo Intimates, Tetiyani Hartono menginformasikan bahwa perusahaannya fokus pada produksi pakaian dalam wanita seperti lingerie, bra, panty dan camisole, dengan tujuan untuk ekspor. Tetiyani berharap dengan adanya fasilitas Kawasan Berikat ini dapat kembali meningkatkan daya saing produknya di pasar internasional.
Dengan pabrik baru ini, Tetiyani meyakini akan menciptakan economi impact di daerah sekitar perusahaan. Tidak hanya sekedar membuka lapangan pekerjaan baru tapi juga memicu kegiatan ekonomi baru seperti kos-kosan, moda transportasi dll. “Industri kita adalah industri padat karya. Jumlah karyawan akan kami tingkatkan menjadi sekitar 5000 orang, dan kita tidak menutup kesempatan bagi difable serta tanpa diskriminasi,” ungkap Tetiyani.
Comment here